Wayang Kreasi STKIP PGRI Bandar Lampung Unjuk Gigi dalam Raker LLDIKTI II

SEVIMA.COM – PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung menampilkan pertunjukan Wayang Kreasi Berorientasi Budaya Lampung dengan judul “Perlawanan Radin Intan II” dalam Kegiatan Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi di LLDIKTI II dan rapat Koordinasi Kepala LLDIKTI Seluruh Indonesia. Dalam acara bertajuk “Kolaborasi dan Inovasi untuk Meningkatkan Mutu dan Daya Saing Global” yang digelar di Ballroom Novotel Hotel Lampung pada 5-8 September 2024, Wayang Kreasi Lampung diberi kesempatan untuk tampil menghibur para Ketua LLDIKTI dan Pimpinan Perguruan Tinggi beserta undangan yang hadir.

Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, Dr Wayan Satria Jaya MSi mengatakan pagelaran wayang kulit yang digelar merupakan hasil kreasi inovasi pertunjukan wayang berorientasi budaya Lampung sebagai sumber belajar apresiasi sastra dan penguatan karakter siswa. “Perlu diingat bahwa wayang sarat dengan nilai-nilai humaniora yang disampaikan melalui bentuk, watak, dan perilaku tokoh dalam lakon melalui narasi, tuturan (catur), dan gerak (sabet) yang filosofis, kesan, dan pesan bagi yang mengapresiasinya,” kata Wayan seperti dikutip dari rilis yang diterima SEVIMA, Rabu (11/9/2024).

Ia menambahkan dengan menginternalisasikan kesan dan pesan tersebut, nilai-nilai yang terkandung dalam wayang dapat dijadikan sebagai media pendidikan moral untuk mencapai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang multietnis. Oleh karena itu, wayang dinilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia.

Dalam upaya memperluas penyebaran budaya, banyak cerita wayang yang dituturkan menggunakan bahasa Indonesia. Dari perspektif budaya populer global dan tuntutan pasar seni kontemporer internasional, tercipta karya baru yang memanfaatkan konvensi dan praksis wayang untuk berbicara kepada audiens tentang isu-isu yang relevan. Dengan begitu, cerita wayang lebih leluasa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pelestarian budaya dan pengembangan karakter. Jadi, tidak salah jika wayang kreasi baru dengan menghadirkan ciri lokalitas Lampung turut diangkat untuk memperkaya khasanah budaya di Indonesia.

“Cerita yang diangkat adalah kisah perlawanan pahlawan nasional dari Lampung, yaitu Radin Intan II. Ia adalah putra mahkota Keratuan Darah Putih,” ucapnya.

Sang ayah, Radin Imba Kesuma, berjuang serta bertempur melawan Belanda di daerah Kalianda dan sekitar Gunung Rajabasa pada tahun 1828 – 1834. Ia bersama keluarganya ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Timur. Radin Imba Kusuma akhirnya meninggal di Pulau Timor. Sedangkan istrinya, Ratu Mas, pada masa itu sedang hamil tua dipulangkan ke Lampung. Jadi, Radin Intan II yang lahir pada tahun 1834 tidak pernah mengenal ayahnya, tetapi ibunya selalu menceritakan perjuangan ayahnya sehingga pada saat dinobatkan sebagai Negara Ratu, Radin Intan II melanjutkan berjuang memimpin rakyat di daerah Lampung Selatan untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.

Perjuangannya didukung secara luas oleh rakyat daerah Lampung Selatan dan mendapatkan bantuan dari daerah lain, seperti Banten. Salah satunya adalah H. Wakhia, tokoh Banten yang pernah melakukan perlawanan terhadap Belanda dan kemudian menyingkir ke Lampung lalu iankat sebagai penasihatnya. Salah satunya dengan H. Wakhia, tokoh Banten yang pernah melakukan perlawanan terhadap Belanda dan kemudian menyingkir ke Lampung lalu iankat sebagai penasihatnya.

Perlawanan terjadi di berbagai wilayah di Lampung Selatan lalu pada tahun 1851 Belanda mengirim pasukan dari Batavia, akan tetapi dapat dipukul mundur oleh pasukan Radin Intan II. Kemudian Belanda mengubah taktik dengan mengadakan perundingan dengan Radin Intan II. Kapten Kohler, Asisten Residen Belanda di Teluk Betung diberi tugas untuk berunding untuk tidak saling menyerang.

Selama Radin Intan II masih berkuasa, kedudukan Belanda di Lampung Selatan akan terancam, lalu berusaha memecah belah masyarakat Lampung Selatan. Hasilnya, tokoh masyarakat Kalianda termakan hasutan untuk memusuhi Radin Intan II sehingga mereka tidak menghalangi pasukan Belanda berpatroli di sekitar Gunung Rajabasa. Pada tanggal 10 Agustus 1856 pasukan Belanda diberangkatkan dari Batavia dengan beberapa kapal perang. Pasukan ini dipimpin oleh Kolonel Welson dan terdiri atas pasukan infanteri, artileri dan zeni disertai sejumlah besar kuli pengangkut barang. Tetapi, perlawanan rakyat Lampung tidak dapat diatasi.

Akhirnya, Waleson menemukan cara lain. Ia berhasil memperalat Radin Ngerapat. Maka pengkhianatan pun terjadi. Radin Ngerapat mengundang Radin Intan II untuk mengadakan pertemuan. Dikatakannya bahwa ia ingin membicarakan bantuan yang diberikannya kepada Radin Intan II. Tanpa curiga, Radin Inten II memenuhi undangan itu. Radin Ngerapat mempersilahkan Radin Intan II dan pengiringnya memakan makanan yang sengaja dibawanya terlebih dahulu.

Pada saat Radin Intan menyantap makanan tersebut, secara tiba-tiba ia diserang oleh Radin Ngerapat dan anak buahnya. Perkelahian yang tidak seimbang pun terjadi. Serdadu Belanda keluar dari tempat persembunyiannya dan ikut mengeroyok Radin Intan II. Radin Intan II wafat dalam perkelahian itu karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang sebangsanya dalam usia sangat muda, 22 tahun. Malam itu juga mayatnya yang masih berlumuran darah diperlihatkan kepada Kolonel Welson. Pada tahun 1986 Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar pahlawan nasional (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 082 Tahun 1986 tanggal 23 Oktober 1986).

Nilai-nilai kepahlawanan Radin Intan II melalui pertunjukan Wayang Kreasi inilah yang coba diimplementasikan sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan bela negara serta untuk memahami perjuangan rakyat Lampung dalam berjuang dari penjajahan.

Pertunjukan wayang kulit yang semuanya dilakukan oleh mahasiswa ini melibatkan 67 pemain, meliputi dalang (narator), pelaku (dialog), iringan, penyanyi, dan penari. Kolaborasi seni yang mempertunjukkan wayang kulit sebagai media utama dengan mozaik, dibumbui dengan Tari Sigeh Penguten dari Tari Melinting. Sebagai pengisi adegan, iringan wayang yang biasanya menggunakan gamelan Jawa, dalam pertunjukan ini menggunakan alat musik tradisional Lampung, yaitu Gamelan Talo Balak dan Gamolan Pekhing (cetik).

Seluruh tim produksi dan tim artistik mengucapkan terimakasih kepada LLDIKTI Wilayah II yang telah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk turut mempertontonkan kreativitasnya. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, Dr. Wayan Satria Jaya, M.Si. yang telah memfasilitasi dari awal berproses hingga pementasan.

Roadshow Pewarisan Budaya Lampung Melalui Cipta Seni Wayang Kreasi

Bandar Lampung, 30 Juni 2024 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP PGRI Bandar Lampung telah sukses menggelar Roadshow bertajuk “Pewarisan Budaya Lokal Lampung melalui Cipta Seni sebagai Perekat Kebhinekaan” di beberapa sekolah dasar di Bandar Lampung. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah Budaya Lampung serta mata kuliah Pengembangan Materi, Media, dan Sumber Belajar. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan dan melestarikan wayang kulit khas Lampung kepada generasi muda serta mengasah keterampilan mahasiswa dalam seni pertunjukan budaya.

Kegiatan roadshow ini dilaksanakan pada tiga lokasi berbeda, yaitu:

  1. SDN 3 Gulak Galik pada tanggal 25 Juni 2024
  2. SDN 1 Langkapura pada tanggal 27 Juni 2024
  3. SDN 1 Rawa Laut pada tanggal 29 Juni 2024

1. SDN 3 Gulak Galik

2. SDN 1 Langkapura

3. SDN 1 Rawa Laut

Setiap pertunjukan dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka secara resmi oleh Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, serta kepala sekolah masing-masing. Pementasan wayang kulit khas Lampung ini diiringi oleh musik tradisional gamolan cetik, yang semakin memperkuat nuansa budaya lokal.

Tujuan Kegiatan:

  1. Menyalurkan bakat dan kreativitas mahasiswa PGSD dalam seni budaya.
  2. Melatih mahasiswa untuk berpikir kreatif dan inovatif.
  3. Mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam mendidik generasi muda melalui seni pertunjukan.
  4. Melestarikan nilai-nilai budaya Lampung melalui pertunjukan yang menarik dan edukatif.

Jalannya Kegiatan:

Mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung menampilkan berbagai kisah pewayangan khas Lampung yang dikemas secara menarik agar dapat dinikmati oleh siswa sekolah dasar. Para peserta, termasuk murid-murid, guru, dan orang tua, menunjukkan antusiasme yang tinggi selama pementasan berlangsung. Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung sebagai langkah nyata dalam menjaga dan memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda.

Kesimpulan dan Saran:

Kegiatan roadshow ini berhasil memperkenalkan wayang kulit khas Lampung kepada anak-anak sekolah dasar serta memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam seni pertunjukan. Kendati menghadapi tantangan dalam aspek teknis dan persiapan, acara tetap berjalan dengan baik berkat kerja sama tim yang solid.

Sebagai evaluasi, disarankan agar ke depan, perencanaan dan koordinasi lebih ditingkatkan, terutama dalam hal komunikasi dengan sekolah dan persiapan teknis pertunjukan. Selain itu, perlu adanya dukungan lebih lanjut dari pihak kampus dan pemerintah daerah untuk memperluas jangkauan kegiatan ini ke lebih banyak sekolah.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa semakin mencintai budaya lokal dan mampu menjadikan seni pertunjukan sebagai salah satu metode edukatif yang menyenangkan dan inspiratif bagi dunia pendidikan.

CETIK (ROADSHOW) PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL 2021/2022

Bandar Lampung, 29 Juni 2024 – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP PGRI Bandar Lampung sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan Roadshow Cetik, yang merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah Budaya Lampung dan Pengembangan Media, Materi, serta Sumber Belajar Bahasa Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam bidang seni, khususnya seni musik dan tari tradisional Lampung.

Pelaksanaan KegiatanRoadshow ini diselenggarakan di tiga sekolah dasar di Bandar Lampung, yaitu:

  1. SDN 3 Gulak Galik – 25 Juni 2024
  2. SDN 1 Langkapura – 27 Juni 2024
  3. SDN 2 Rawalaut – 29 Juni 2024

Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, pengawas sekolah, serta kepala sekolah setempat. Adapun susunan acara dalam roadshow ini meliputi:

  1. Persembahan Tari Sigeh Pangunten
  2. Persembahan Tari Melinting
  3. Pementasan Musik dan Lagu Daerah Lampung dengan iringan gamolan cetik

Kegiatan ini berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari peserta, termasuk siswa, dewan guru, serta orang tua murid yang hadir.

Tujuan Kegiatan

  1. Menyalurkan bakat dan kreativitas mahasiswa PGSD
  2. Melatih mahasiswa berpikir kreatif dan inovatif
  3. Melestarikan nilai-nilai budaya Lampung

Kesimpulan Road

show Cetik yang dilaksanakan oleh mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung telah berjalan dengan sukses. Mahasiswa mampu mengaplikasikan materi perkuliahan dalam bentuk kegiatan nyata, sekaligus memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal Lampung kepada generasi muda. Antusiasme yang tinggi dari peserta dan masyarakat menjadi bukti bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif, baik dalam bidang akademik maupun pelestarian budaya.

Saran

  1. Untuk meningkatkan kualitas kegiatan serupa di masa mendatang, beberapa saran yang dapat dipertimbangkan antara lain:
  2. Memperluas cakupan roadshow ke lebih banyak sekolah untuk memperkenalkan seni budaya Lampung secara lebih luas.
  3. Melibatkan lebih banyak pihak, seperti komunitas seni atau instansi budaya, guna memperkaya pengalaman dan wawasan mahasiswa.
  4. Menyediakan program pelatihan lanjutan bagi mahasiswa agar semakin terampil dalam memainkan alat musik cetik dan tarian tradisional.
  5. Mengoptimalkan dokumentasi kegiatan agar dapat dijadikan referensi untuk kegiatan akademik berikutnya.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan mahasiswa PGSD tidak hanya memiliki wawasan akademik yang kuat, tetapi juga keterampilan nyata dalam bidang seni budaya, serta semangat untuk terus melestarikan warisan budaya daerah.

PEWARISAN BUDAYA LOKAL LAMPUNG MELALUI CIPTA SENI SEBAGAI PEREKAT KEBHINEKAAN MELALUI PAGELARAN TARI SIGEH PANGUNTEN DAN TARI MELINTING

Bandar Lampung, 25, 27, dan 29 Juni 2024

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP PGRI Bandar Lampung telah sukses menggelar rangkaian kegiatan roadshow dengan tema Pewarisan Budaya Lokal Lampung melalui Cipta Seni sebagai Perekat Kebhinekaan. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah Budaya Lampung serta Pengembangan Materi, Media, dan Sumber Belajar.

Latar Belakang

Sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Lampung, mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung mendapatkan kesempatan untuk mempelajari dan mengaplikasikan budaya serta tradisi yang ada, salah satunya melalui alat musik Cetik atau Gamolan Pekhing. Cetik adalah alat musik tradisional Lampung yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara diketuk. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Lampung kepada masyarakat luas, khususnya anak-anak sekolah dasar, agar lebih mengenal dan mencintai warisan budaya daerah.

Pelaksanaan Kegiatan

Roadshow ini dilaksanakan dalam bentuk pagelaran tari Sigeh Pangunten dan tari Melinting yang diiringi alat musik Cetik/Gamolan. Acara ini berlangsung di tiga sekolah dasar di Bandar Lampung, yaitu:

  1. SDN 3 Gulak Galik, 25 Juni 2024
  2. SDN 1 Langkapura, 27 Juni 2024
  3. SDN 2 Rawa Laut, 29 Juni 2024

Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, Pengawas Sekolah, serta Kepala Sekolah setempat. Rangkaian acara terdiri dari:

  1. Persembahan tari Sigeh Pangunten
  2. Persembahan tari Melinting
  3. Pementasan musik dan lagu daerah Lampung dengan iringan gamolan cetik

Setiap roadshow berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dan mendapat sambutan luar biasa dari peserta didik, guru, serta orang tua murid yang hadir.

Hasil dan Manfaat Kegiatan 

Kegiatan ini memberikan berbagai manfaat, di antaranya:

  1. Penguatan identitas budaya
  2. Mahasiswa PGSD lebih memahami dan mencintai budaya Lampung dengan cara memainkannya secara langsung.
  3. Pendidikan berbasis seni dan budaya
  4. Para siswa SD mendapatkan pengalaman langsung dengan budaya Lampung, yang memperkaya wawasan mereka.
  5. Peningkatan keterampilan mahasiswa
  6. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan teoritis, tetapi juga keterampilan konkret dalam seni pertunjukan.

Kesimpulan dan Saran

Kegiatan roadshow ini telah berjalan dengan sukses dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa seni dan budaya lokal tetap mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dengan cakupan yang lebih luas. Selain itu, adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan dan pemerintah daerah, sangat penting dalam pelestarian budaya lokal.

STKIP PGRI Bandar Lampung berharap bahwa inisiatif seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan generasi muda untuk terus menjaga dan mengembangkan budaya Lampung demi keberagaman budaya nasional yang lebih kuat.

KEGIATAN PEMENTASAN TEATER MAHASISWA PGSD STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG

Bandar Lampung, 13 Januari 2023 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP PGRI Bandar Lampung sukses menggelar pementasan teater yang bertempat di Taman Budaya Provinsi Lampung. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Pengembangan Program Studi PGSD Semester III Angkatan 2023 dengan mengusung tema “Menuju Mahasiswa/Mahasiswi Milenial, Cerdas Akal dan Berintegrasi”.

Acara ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam seni pertunjukan, meningkatkan rasa percaya diri, membangun kemampuan kolaboratif, serta memperkenalkan budaya Indonesia secara luas. Kegiatan ini juga sebagai ajang pembelajaran bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam tentang sejarah teater dan sastra drama.

Jalannya Kegiatan Pementasan teater ini dibuka pada pukul 13.00 WIB dengan sambutan dari dosen pengampu Dr. Andri Wicaksono, M.Pd. dan panitia pelaksana. Setelah itu, pementasan dimulai dengan tiga pertunjukan utama yang dihadirkan oleh mahasiswa dari tiga kelas, yaitu:

  1. Keratuan Balaw (Kelas 3A)
    • Ketua: Gusti Made
    • Wakil Ketua: Chelisia
    • Anggota: Seluruh mahasiswa kelas 3A
    • Pementasan ini mengangkat kisah tentang kejayaan Keratuan Balaw, yang merupakan salah satu kerajaan maritim di Lampung. Kisah ini menggambarkan kepemimpinan yang kuat, strategi pertahanan, serta nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang.
  2. Ratu Pantai Kute (Kelas 3B)
    • Ketua: I Made Okta Arya Udayana
    • Wakil Ketua: Made Maulana Saputra
    • Anggota: Seluruh mahasiswa kelas 3B
    • Drama ini berkisah tentang legenda Ratu Pantai Kute yang memiliki kisah mistis dan keanggunan yang penuh teka-teki. Pementasan ini menggabungkan unsur mistis dan budaya lokal dengan sentuhan artistik yang memukau penonton.
  3. Roro Jonggrang (Kelas 3C)
    • Ketua: Putu Wahyu
    • Wakil Ketua: Rosya Putri
    • Anggota: Seluruh mahasiswa kelas 3C
    • Drama ini mengisahkan legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, yang menampilkan nilai kesetiaan, perjuangan, serta kecerdikan dalam menghadapi tantangan. Pementasan ini juga menampilkan unsur tari dan musik tradisional yang memperkaya pengalaman teater bagi penonton.

Hambatan dan Tantangan Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan sarana dan prasarana serta koordinasi dalam persiapan. Namun, dengan kerja sama yang baik antara mahasiswa, panitia, dan dosen pembimbing, acara dapat berjalan dengan sukses.

Kesimpulan Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami dunia teater dan seni pertunjukan secara lebih mendalam. Selain itu, pementasan ini juga menjadi ajang pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara, kolaborasi, serta mempererat hubungan antar mahasiswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa juga diharapkan dapat lebih mencintai seni budaya Indonesia serta mengaplikasikan nilai-nilai yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia pendidikan di masa depan.

Saran Demi kelancaran acara serupa di masa mendatang, perlu adanya perbaikan dalam aspek komunikasi, perencanaan yang lebih matang, serta pemenuhan sarana dan prasarana agar pementasan dapat berjalan lebih optimal dan maksimal.

Dengan berakhirnya pementasan ini, diharapkan mahasiswa semakin termotivasi untuk terus mengembangkan diri dalam bidang seni dan budaya, serta mampu mengaplikasikan pembelajaran yang telah didapatkan dalam kehidupan akademik maupun profesional mereka di masa depan.

Pementasan Teater Mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung Angkatan 20

Bandar Lampung, 21 mei 2022 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2020 (PGSD) STKIP PGRI Bandar Lampung sukses menggelar pementasan teater di Taman Budaya Provinsi Lampung pada Sabtu, 21 mei 2022. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Pengembangan yang bertemakan “Menuju Mahasiswa/Mahasiswi Milenial, Cerdas Akal dan Berintegrasi”. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, serta berbagai tamu undangan yang turut memberikan apresiasi atas pertunjukan yang disajikan.

Pementasan teater ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam berbagai aspek, termasuk keterampilan berbicara, kreativitas dalam pertunjukan, kolaborasi tim, serta peningkatan rasa percaya diri. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk lebih memahami sejarah teater dan sastra drama, serta memperkuat nilai kebersamaan dan kepemimpinan.

Jadwal Pementasan:

 (Kelas 6A) – 19.00-20.00 WIB

 (Kelas 6B) – 20.00-21.00 WIB

 (Kelas 6C) – 21.00-22.00 WIB

Pementasan ini dipandu oleh dosen pengampu, Dr. Andri Wicaksono, M.Pd., serta didukung oleh panitia pelaksana yang dipimpin oleh Wahyu Adi Surono (Ketua), Sindi Anita Putri (Sekretaris), dan Nadya Mahya F. (Bendahara).

Kegiatan ini berhasil memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengeksplorasi berbagai bentuk seni, seperti seni peran, seni tari, seni musik, dan seni rupa. Selain sebagai hiburan, pementasan ini juga menjadi sarana edukasi dan apresiasi terhadap seni budaya Indonesia.

Meskipun mengalami beberapa kendala terkait kelengkapan sarana dan prasarana, acara tetap berlangsung dengan lancar dan mendapatkan respon positif dari penonton. Keberhasilan pementasan ini membuktikan bahwa mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung memiliki semangat dan kemampuan dalam menghidupkan seni teater sebagai bagian dari pembelajaran serta pengembangan diri.

Kesimpulan:

Kegiatan ini memberikan pembelajaran dan pembekalan bagi mahasiswa dalam memahami seni teater, meningkatkan keterampilan berbicara, serta memperkuat kerja sama tim. Selain itu, acara ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengapresiasi seni dan budaya Indonesia, serta memberikan pengalaman dalam menyelenggarakan sebuah pertunjukan teater.

Saran:

Sebagai bentuk evaluasi, panitia menyarankan agar dalam pelaksanaan mendatang dapat dilakukan perbaikan dari segi komunikasi dan perencanaan yang lebih matang agar kegiatan semakin optimal dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi seluruh peserta. Selain itu, perlu adanya peningkatan dalam penyediaan sarana dan prasarana agar pementasan berjalan lebih maksimal.

Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan mahasiswa dapat terus mengembangkan keterampilan seni dan budaya, serta menjadikan teater sebagai media pembelajaran yang bermanfaat bagi dunia pendidikan di masa depan.

RILIS KEGIATAN PEMENTASAN TEATER PGSD STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG ANGKATAN 21

Lampung, 19 Januari 2022 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP PGRI Bandar Lampung sukses menggelar pementasan teater di Taman Budaya Provinsi Lampung. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Pengembangan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Semester III, dengan mengusung tema “Menuju Mahasiswa/Mahasiswi Milenial, Cerdas Akal dan Berintegrasi”.

Pementasan teater ini menghadirkan tiga kisah bersejarah yang kaya akan nilai budaya dan perjuangan masyarakat Lampung, yaitu Sidang Belawan Lampung, Perlawanan Radin Intan, dan Kisah Cinta Radin Jambat. Melalui pementasan ini, mahasiswa tidak hanya menampilkan seni pertunjukan, tetapi juga memperkenalkan sejarah serta nilai-nilai kearifan lokal kepada para penonton.

Pementasan Tiga Kisah Bersejarah

Pertama, Sidang Belawan Lampung

Pementasan ini mengisahkan persidangan adat yang terjadi di tanah Lampung, di mana hukum adat menjadi bagian penting dalam penyelesaian konflik masyarakat. Melalui cerita ini, mahasiswa menampilkan bagaimana nilai keadilan dan kearifan lokal dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

Kedua, Perlawanan Radin Intan

Kisah perjuangan pahlawan Lampung, Radin Intan, yang melawan penjajahan Belanda demi kemerdekaan rakyatnya. Dengan balutan drama epik, mahasiswa menghadirkan semangat patriotisme dan nilai kepahlawanan yang patut diteladani oleh generasi muda.

Ketiga, Kisah Cinta Radin Jambat

Sebuah kisah romantis yang menggambarkan nilai cinta dan kesetiaan dalam budaya Lampung. Radin Jambat, seorang pemuda yang dikenal karena keberanian dan keteguhannya, harus menghadapi berbagai tantangan demi mempertahankan cinta dan kehormatannya.

Antusiasme dan Pelaksanaan KegiatanKegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para penonton, yang terdiri dari dosen, mahasiswa, serta masyarakat umum. Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Andri Wicaksono, M.Pd., mengapresiasi kerja keras mahasiswa dalam menghidupkan kembali cerita-cerita sejarah Lampung melalui seni teater.

Ketua panitia, Nabila, menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan banyak pembelajaran bagi mahasiswa, terutama dalam hal kerja sama tim, keterampilan berbicara di depan publik, serta pemahaman mendalam mengenai budaya dan sejarah daerah.

“Pementasan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal,” ujar Nabila.

Kegiatan ini dibiayai melalui kontribusi mahasiswa, di mana setiap mahasiswa berpartisipasi dengan iuran sebesar Rp100.000,- per orang, sehingga terkumpul dana sebesar Rp250.000,- untuk mendukung pelaksanaan acara.

Kesimpulan dan Harapan

Melalui pementasan ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman dalam seni pertunjukan tetapi juga mampu memahami dan menghayati nilai-nilai budaya Lampung. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang untuk terus memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda.

Dengan suksesnya pementasan ini, mahasiswa PGSD STKIP PGRI Bandar Lampung berharap dapat memberikan inspirasi bagi dunia pendidikan dalam mengintegrasikan seni dan budaya ke dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik tetapi juga pengembangan karakter dan kecintaan terhadap budaya sendiri.